1.
Pengertian
Sintaksis
Banyak pengertian
dan definisi tentang sintaksis. Tentu saja diantara definisi-definisi yang
diberikan oleh para ahli tersebut, memiliki persamaan maupun perbedaan, baik
dalam jumlah aspek yang tercakup di dalamnya, maupun redaksi atau kata-kata
yang digunakannya.
Sintaksis secara
etimologis berarti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata,
kelompok kata menjadi kalimat. Menurut istilah sintaksis dapat mendefinisikan :
bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk kalimat, klausa, dan
frasa (Ibrahim, dkk:1). Pendapat lain mengatakan, sintaksis adalah studi kaidah
kombinasi kata menjadi satuan yang lebih besar, frase dan kalimat (Moeliono,
1976:103). Dan definisi tersebut dapat dikemukakan bahwa satuan yang tercakup
dalam sintaksis adalah frase dan ka1imat, dengan kata sebagai satuan dasarnya.
Sintaksis (Yunani:Sun + tattein = mengatur bersama-sama) ialah bagian dari tata
bahasa yang mempelajari dasar-dasar dan proses-proses pembentukan kalimat dalam
suatu bahasa. (Keraf, 1978:153). Berdasarkan definisi tersebut, dapat
disimpulkan bahwa kalimat adalah satuan terbesar dalam sintaksis dan setiap
bahasa mempunyai kaidah sintaksis tersendiri yang tidak dapat diterapkan begitu
saja pada bahasa yang lain.
Bidang sintaksis
(Inggris, syntax) menyelidiki semua hubungan antar kelompok kata (atau
antar-frase) dalam satuan dasar sintaksis itu. Sintaksis itu mnempelajari
hubungan gramatikal di luar batas kata, tetapi di dalam satuan yang kita sebut
kalimat (verhaar, 1981:70).
Istilah sintaksis (Belanda, syntaxis)
ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana,
kalimat, klausa, dan frase (Ramlan, 2001:18).
Dari
definisi-definisi yang telah dikemukakan para ahli bahasa tersebut, dapat disimpulkan
bahwa sintaksis adalah bagian dari tata bahasa yang membicarakan kaidah
kombinasi kata menjadi satuan gramatik yang lebih besar yang berupa frase,
klausa, dan kalimat, serta penempatan morfem-morfem supra sekmental (intonasi)
sesuai dengan struktur sematik yang diinginkan oleh pembicara sebagai dasarnya.
2.
Cakupan
Sintaksis
Pembahasan
sintaksis mencakup frase, klausa, kalimat, dan morfem-morfem suprasegmental
(intonasi). Tetapi, dalam sintaksis, pembicaraan mengenai jenis kata mutlak
diperlukan, karena (1) struktur frase dan kalimat hanya dapat dijelaskan
melalui penggolongan (penjenisan) kata (Ramlan, 1976:27), dan (2) Studi tentang
kalimat suatu bahasa yang merupakan rangkaian yang berstruktur dari kata-kata,
tidak akan banyak artinya tanpa mempelajari yang unsur-unsur itu sendiri
(Samsuri, 1985:74). Memang, kelas (jenis) kata tau kategori kata adalah bagian
dari sintaksis (Kridalaksana, 1986:31).
Dengan demikia, aspek-aspek ketatabahasaan
yang tercakup dalam sintaksis adalah jenis kata, frase, klausa, kalimat, dan
morfem-morfem
Daftar Rujukan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia, 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
Ibrahim, Syukur, dkk. Bahan Ajar Sintaksis
Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan Nasional Universitas Negeri Malang.
Ramlan, M. 2001. Ilmu Bahasa Indonesia
Sintaksis. Yogyakarta: C.V. Karyono.
Samsuri. 1985. Tata Bahasa Indonesia Sintaksis.
Jakarta: Sastra Budaya.
Sugono, Dendy. 1986. Berbahasa Indonesia dengan
Benar. Jakarta: C.V. Kilat Grafika.
Rusnaji, Oscar. Aspek-aspek Linguistik.
IKIP Malang.
Wirjosoedjarmo. 1984. Tata Bahasa Indonesia.
Surabaya: Sinar Wijaya
Rusnaji, Oscar. 1983. Aspek-aspek Sintaksis
Bahasa Indonesia. IKIP Malang.
Verhaar. 2004. Asas-asas Linguistik Umum.
Yogyakarta: Gadjah Mada university Press.
Alwi, Hasan dan Dery Sugono. 2002. Telaah
Bahasa dan Sastra. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Arifin, Zaenal dan S. Amran Tasai. 2002. Cermat
Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar