Kegiatan jurnalisme terkait erat
dengan perkembangan teknologi publikasi dan informasi. Pada masa antara tahun
1880-1900, terdapat berbagai kemajuan dalam publikasi jurnalistik. Yang paling
menonjol adalah mulai digunakannya mesin cetak cepat, sehingga deadline
penulisan berita bisa ditunda hingga malam hari dan mulai munculnya foto di
surat kabar.
Pada 1893 untuk pertama kalinya
surat-surat kabar di AS menggunakan tinta warna untuk komik dan beberapa bagian
di koran edisi Minggu. Pada 1899 mulai digunakan teknologi merekam ke dalam
pita, walaupun belum banyak digunakan oleh kalangan jurnalis saat itu.
Pada 1920-an, surat kabar dan
majalah mendapatkan pesaing baru dalam pemberitaan, dengan maraknya radio
berita. Namun demikian, media cetak tidak sampai kehilangan pembacanya, karena
berita yang disiarkan radio lebih singkat dan sifatnya sekilas. Baru pada 1950-an
perhatian masyarakat sedikit teralihkan dengan munculnya televisi.
Perkembangan teknologi komputer yang
sangat pesat pada era 1970-1980 juga ikut mengubah cara dan proses produksi
berita. Selain deadline bisa diundur sepanjang mungkin, proses cetak, copy
cetak yang bisa dilakukan secara massif, perwajahan, hingga iklan, dan
marketing mengalami perubahan sangat besar dengan penggunaan komputer di
industri media massa.
Memasuki era 1990-an, penggunaan
teknologi komputer tidak terbatas di ruang redaksi saja. Semakin canggihnya
teknologi komputer notebook yang sudah dilengkapi modem dan teknologi wireless,
serta akses pengiriman berita teks, foto, dan video melalui internet atau via
satelit, telah memudahkan wartawan yang meliput di medan paling sulit sekalipun.
Selain itu, pada era ini juga muncul
media jurnalistik multimedia. Perusahaan-perusahaan media raksasa sudah
merambah berbagai segmen pasar dan pembaca berita. Tidak hanya bisnis media
cetak, radio, dan televisi yang mereka jalankan, tapi juga dunia internet,
dengan space iklan yang tak kalah luasnya.
Setiap pengusaha media dan kantor
berita juga dituntut untuk juga memiliki media internet ini agar tidak kalah
bersaing dan demi menyebarluaskan beritanya ke berbagai kalangan. Setiap media
cetak atau elektronik ternama pasti memiliki situs berita di internet, yang
updating datanya bisa dalam hitungan menit. Ada juga yang masih menyajikan
edisi internetnya sama persis dengan edisi cetak.
Sedangkan pada tahun 2000-an muncul
situs-situs pribadi yang juga memuat laporan jurnalistik pemiliknya. Istilah
untuk situs pribadi ini adalah weblog dan sering disingkat menjadi blog saja.
Memang tidak semua blog berisikan
laporan jurnalistik. Tapi banyak yang memang berisi laporan jurnalistik
bermutu. Senior Editor Online Journalism Review, J.D Lasica pernah menulis
bahwa blog merupakan salah satu bentuk jurnalisme dan bisa dijadikan sumber
untuk berita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar