Klasifikasi dapat dianalisis berdasarkan
tiga dasar, yaitu :
1.
Berdasarkan
fungsi unsur-usurnya
2.
Berdasarkan
kategori kata atau frase yang menjadi unsurnya
3.
Berdasarkan
makna unsur-unsurnya.
1.
Analisis
Klausa Berdasarkan Fungsi Unsur-unsurnya
Klausa terdiri dari unsur-unsur fungsional yang di
sini disebut S, P, O, pel, dan ket. Kelima unsur itu tidak selalu bersama-sama
ada dalam satu klausa. Kadang-kadang satu klausa hanya terdiri dari S dan P
kadang terdiri dari S, P dan O, kadang-kadang terdii dari S, P, pel dan ket.
Kadang-kadang terdiri dari P saja. Unsur fungsional yang cenderung selalu ada
dalam klausa ialah P.
1.
S dan
P
Contoh : Budi(S) tidak berlari-lari(P) èTidak
berlari-lari(P) Budi(S)
Badannya(S) sangat lemah(P) è Sangat lemah(P) badannya(S)
2.
O dan
Pel
P mungkin terdiri dari golongan kata verbal transitif, mungkin terdiri dai
golongan kata verbal intransitif, dan mungkin pula terdirri ari
golongan-golongan lain. Apabila terdiri dari golongan kata verbal transitif,
diperlukan adanya O yang mengikuti P itu. Contoh :
Kepala Sekolah(S) akan menyelenggarakan(P) pentas seni(O).
Pentas seni(S) akan dislenggarakan(P) kepala sekolah(O)
3.
KET
Unsur klausa yang tidak menduduki fungsi S, P, O
dan Pel dapat diperkirakan menduduki fungsi Ket. Berbeda dengan O dan Pel yang
selalu terletak di belakang dapat, dalam suatu klausa Ket pada umumnya letak
yang bebas, artinya dapat terletak di depan S, P dapat terletak diantara S dan
P, dan dapat terletak di belakang sekali. Hanya sudah tentu tidak mungkin
terletak di antara P dan O, P dan Pel, karena O dan Pel boleh dikatakan selalu
menduduki tempat langsung dibelakang P. Contoh :
Akibat banjir(Ket) desa-desa itu(S)
hancur(P)
Desa-desa itu(S) hancur(P) akibat
banjir(O)
2.
Analisis
Klausa Berdasarkan Kategori Kata atau Frase yang menjadi Unsurnya.
Analisis kalusa berdasarkan kategori kata atau
frase yang menjadi unsur-unsur klausa ini itu disebut analisis kategorional.
Analisis ini tidak terlepas dari analisis fungsional, bahkan merupakan lanjutan
dari analisis fungsional.
Contoh :
Aku
|
Sudah menghadap
|
Komandan
|
Tadi
|
|
F
|
S
|
P
|
O
|
Ket
|
K
|
N
|
V
|
N
|
Ket
|
3.
Analisis
Klausa Berdasarkan Kategori Makna dan Unsur-unsurnya.
Dalam analisis fungsional klausa dianalisis
berdasarkan fungsi unsur-unsurnya menjadi S, P, O, Pel dan Ket dalam analisis
kategorial telah dijelaskan bahwa fungsi S terdiri dari N, fungsi P terdiri
dari N, V, Bil, FD, fungsi O terdiri dari N, fungsi Pel terdiri dari N, V, Bil
dan fungsi ket terdiri dari Ket, FD, N.
Fungsi-fungsi itu disamping terdiri dari
kategori-kategori kata atau frase juga terdiri dari makna-makna yang sudah
barang tentu makna unsur pengisi fungsi berkaitan dengan makna yang dinyatakan
oleh unsur pengisi fungsi yang lain. Contoh :
Dinda |
Menemani |
Adiknya |
Di tempat tidur |
Beberapa saat |
|
F
|
S
|
P
|
O
|
Ket 1)
|
Ket 2)
|
K
|
N
|
V
|
N
|
FD
|
N
|
M
|
Pelaku
|
Pembuatan
|
Penderita
|
Tempat
|
Waktu
|
1.
Makna
Unsur Pengisi P
1. Menyatakan makna "Perbuatan"
Contoh : Dinda sedang belajar
Frase sedang belajar yang menduduki fungsi P menyatakan makna
"Perbuatan" yaitu perbuatan yang sedang dilakukan oleh
"pelakunya" yaitu 'Dinda'
2. Menyatakan makna "Keadaan"
Contoh : Rambutnya hitam dan lebat
RUMAH itu sangat besar
Lukanya sangat parah
Kata-kata hitam, lebat, besar, dan parah semuanya merupakan
makna keadaan.
Makna keadaan dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu :
1.
Keadaan
relatif singkat. Keadaan ini mudah berubah. Misalnya :
Rumah itu sangat bersih
Kami sudah mengantuk
2.
Keadaan
yang relatif lama dan kecenderungannya tidak mudah berubah. Keadaan yang semcam
ini secara khusus disebut sifat. Misalnya :
Mahasiswa itu sangat rajin
Perempuan itu ramah sekali
Pohon cemara itu sangat tinggi
3.
Keadaan
yang merupakan runtutan perubahan keadaan yang disebut proses. Misalnya :
Hujannya mereda
Pengaruhnya semakin meluas
4.
Keadaan
yang merupakan pengalaman kejiwaan. Misalnya :
Orang itu dapat memahami keinginan anaknya.
Setiap orang menyukai perbuatan baik
Orang itu sangat sayang kepada binatang
3.
Menyatakan
Makan 'Keberatan"
Contoh : Para tamu di ruang depan
Ariel berada diruang baca
Dinda tinggal di luar kota
Kata yang bercetak miring tersebut menjadi unsur pengisi P tidak menyatakan
makna "perbuatan" dan "keadaan" melainkan menyatakan makna
"keberadaan".
4.
Menyatakan
makna "pengenal"
Contoh : orang itu adalah pegawai kedutaan
Mereka adalah imahasiswa Um
Dia adalah teman kecil saya
5.
Menyatakan
makna "jumlah"
Contoh : Rumah itu dua rumah
Anak orang itu lima
Kaki meja itu empat
6.
Menyatakan
makana "perolehan"
Contoh : Ariel memiliki mobil
Dinda mendapat hadiah
Sayur-sayuran itu mengandung banyak vitamin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar