Senin, 11 Juni 2012

FRASA


1.      Pebgertian Frasa
Banyak sering memeprmasalahkan antara frasa dengan kata, ada yang membedakannya dan ada juga yang mengatakan bahwa keduanya itu sama. Seperti yang telah dipelajari dalam morfologi bahwa kata adalah adalah satuan gramatis yang masih bisa dibagi menjadi bagian yang lebih kecil. Frasa adalah satuan konstruksi yang terdiri dari dua kata atau lebih yang membentuk satu kesatuan (Keraf, 1984:138). Frasa juga didefinisikan sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonprediktif, atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat (Chaer, 1991:222). Menurut Prof. M. Ramlan, frasa adalah satuan gramatik yang terdiri atas satu kata atau lebih dan tidak melampaui batas fungsi atau jabatan (Ramlan, 2001:139). Artinya sebanyak apapun kata tersebut asal tidak melebihi jabatannya sebagai Subjek, predikat, objek, pelengkap, atau pun keterangan, maka masih bisa disebut frasa.
Contoh:
1.      gedung sekolah itu
2.      yang akan pergi
3.      sedang membaca
4.      sakitnya bukan main
5.      besok lusa
6.      di depan.

Jika contoh itu ditaruh dalam kalimat, kedudukannya tetap pada satu jabatan saja.
1.      Gedung sekolah itu(S) luas(P).
2.      Dia(S) yang akan pergi(P) besok(Ket).
3.      Bapak(S) sedang membaca(P) koran sore(O).
4.      Pukulan Budi(S) sakitnya bukan main(P).
5.      Besok lusa(Ket) aku(S) kembali(P).
6.      Bu guru(S) berdiri(P) di depan(Ket).

Jadi, walau terdiri dari dua kata atau lebih tetap tidak melebihi batas fungsi. Pendapat lain mengatakan bahwa frasa adalah satuan sintaksis terkecil yang merupakan pemadu kalimat.
Contoh:
1.      Mereka(S) sering terlambat(P).
2.      Mereka(S) terlambat(P).
Ket: ( _ ) frasa.

Pada kalimat pertama kata ‘mereka’ yang terdiri dari satu kata adalah frasa. Sedangkan pada kedua kata berikutnya hanya kata ‘sering’ saja yang termasuk frasa karena pada jabatan itu terdiri dari sua kata dan kata ‘sering sebagai pemadunya. Pada kalimat kedua, kedua katanya adalah frasa karena hanya terdiri dari satu kata pada tiap jabatannya.
Dari kedua pendapat tersebut bisa diambil kesimpulan bahwa frasa bisa terdiri dari satu kata atau lebih selama itu tidak melampaui batas fungsi atau jabatannya yang berupa subjek, predikat, objek, pelengkap, atau pun keterangan. Jumlah frasa yang terdapat dalam sebuah kalimat bergantung pada jumlah fungsi yang terdapat pada kalimat itu juga.
Sebelum mengenal lebih jauh tentang frasa, alangkah lebih baiknya jika mengenal tentang fungsi-fungsi sintaksisi, karena fungsi-fungsi itula yang disebut frasa. Fungsi sintaksisi ada lima, yaitu Subjek(S), Predikat(P), Objek(O), Pelengkap(Pel), dan Keterangan(Ket). Dari kelima fungsi tersebut hanya karakteristik dari Keterangan saja yang tidak mempunyai lawan.
1.      Subjek dan Predikat.
1.      Bagian yang diterangkan predikat. Subjek dapat dicari dengan pertanyaan ‘Apa atau Siapa yang tersebut dalam predikat’. Sedangkan predikat adalah bagian kalimat yang menerangkan subjek. Predikat dapat ditentukan dengan pertanyaan ‘yang tersebut dalam subjek sedang apa, berapa, di mana, dan lain-lain’.
Contoh:
Sedang belajar(P) mereka itu(S).
Fungsi tersebut bisa dibuktikan dengan pertanyaan ‘Siapa yang sedang belajar? Jawabannya ‘mereka itu’.

2.      Berupa frasa nomina atau pengganti frasa nomina. Sedangkan predikat bisa berupa frasa nomina, verba, adjektiva, numeralia, atau pun preposisi.
3.      Jika diubah menjadi kalimat tanya, subjek tidak dapat diberi partikel –kah. Predikat dapat diberi partikel –kal.
Contoh:
Merka itu(S) sedang belajar(P).
Sedang belajarkah mereka itu?
Merekakah sedang belajar? (salah)

2.      Objek dan Pelengkap.
1.      Objek berupa frasa nomina atau pengganti frasa nomina, sedangkan pelengkap berupa frasa nomina, verba, adjektiva, numeralia, preposisi, dan pengganti nomina.
2.      Objek mengikuti predikat yang berupa verba transitif(memerlukan objek) atau semi-transitif dan pelengkap mengikuti predikat yang berupa verba intransitif(tidak memerlukan objek).
3.      Objek dapat diubah menjadi subjek dan pelengkap tidak dapat diubah menjadi subjek.
Contoh:
1.      Transitif(memerlukan objek)
1.      Orang itu(S) menjual(P). (Salah)
2.      Orang itu(S) menjual(P) es kelapa muda(O)
2.      Semi-transitif (bisa atau tidak perlu objek)
1.      Orang itu(S) minum(P).
2.      Orang itu(S) minum(P) es kelapa muda(O).
3.      Es kelapa muda(S) diminum(P) orang itu(O).
3.      Intransitif(tidak memerlukan objek).
1.      Tidak lengkap. Orang itu(S) mandi(P).
2.      Semi-lengkap.
1.      Orang itu(S) berjualan(P).
2.      Orang itu(S) berjualan(P) es kelapa muda(Pel).
3.      Lengkap.
1.      Organisasi itu(S) berlandaskan(P). (salah)
2.      Organisasi itu(S) berlandaskan(P) kegotongroyongan(Pel).

3.      Keterangan.
1.      Keterangan adalah bagian kalimat yang menerangkan subjek, predikat, objek atau pelengkap.
2.      Berupa frasa nomina, preposisi, dan konjungsi.
3.      Mudah dipindah-pindah, kecuali diletakkan diantara predikat dan objek atau predikat dan pelengkap.
Contoh:
Dulu(Ket) orang itu(S) menjual(P) es kelapa muda(O) di jalan surabaya(Ket).

1 komentar:

  1. How to make money from video poker - WorkTOMAKEE
    How to make money from หาเงินออนไลน์ video poker - Play a free 메리트카지노 game for 바카라사이트 real money at WorkTOMAKEE, a fast and easy to learn online casino.

    BalasHapus