Senin, 11 Juni 2012

SINTAKSIS


1.      Pengertian Sintaksis
Banyak pengertian dan definisi tentang sintaksis. Tentu saja diantara definisi-definisi yang diberikan oleh para ahli tersebut, memiliki persamaan maupun perbedaan, baik dalam jumlah aspek yang tercakup di dalamnya, maupun redaksi atau kata-kata yang digunakannya.
Sintaksis secara etimologis berarti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata, kelompok kata menjadi kalimat. Menurut istilah sintaksis dapat mendefinisikan : bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk kalimat, klausa, dan frasa (Ibrahim, dkk:1). Pendapat lain mengatakan, sintaksis adalah studi kaidah kombinasi kata menjadi satuan yang lebih besar, frase dan kalimat (Moeliono, 1976:103). Dan definisi tersebut dapat dikemukakan bahwa satuan yang tercakup dalam sintaksis adalah frase dan ka1imat, dengan kata sebagai satuan dasarnya. Sintaksis (Yunani:Sun + tattein = mengatur bersama-sama) ialah bagian dari tata bahasa yang mempelajari dasar-dasar dan proses-proses pembentukan kalimat dalam suatu bahasa. (Keraf, 1978:153). Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa kalimat adalah satuan terbesar dalam sintaksis dan setiap bahasa mempunyai kaidah sintaksis tersendiri yang tidak dapat diterapkan begitu saja pada bahasa yang lain.
Bidang sintaksis (Inggris, syntax) menyelidiki semua hubungan antar kelompok kata (atau antar-frase) dalam satuan dasar sintaksis itu. Sintaksis itu mnempelajari hubungan gramatikal di luar batas kata, tetapi di dalam satuan yang kita sebut kalimat (verhaar, 1981:70).
Istilah sintaksis (Belanda, syntaxis) ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase (Ramlan, 2001:18).
Dari definisi-definisi yang telah dikemukakan para ahli bahasa tersebut, dapat disimpulkan bahwa sintaksis adalah bagian dari tata bahasa yang membicarakan kaidah kombinasi kata menjadi satuan gramatik yang lebih besar yang berupa frase, klausa, dan kalimat, serta penempatan morfem-morfem supra sekmental (intonasi) sesuai dengan struktur sematik yang diinginkan oleh pembicara sebagai dasarnya.

2.      Cakupan Sintaksis
Pembahasan sintaksis mencakup frase, klausa, kalimat, dan morfem-morfem suprasegmental (intonasi). Tetapi, dalam sintaksis, pembicaraan mengenai jenis kata mutlak diperlukan, karena (1) struktur frase dan kalimat hanya dapat dijelaskan melalui penggolongan (penjenisan) kata (Ramlan, 1976:27), dan (2) Studi tentang kalimat suatu bahasa yang merupakan rangkaian yang berstruktur dari kata-kata, tidak akan banyak artinya tanpa mempelajari yang unsur-unsur itu sendiri (Samsuri, 1985:74). Memang, kelas (jenis) kata tau kategori kata adalah bagian dari sintaksis (Kridalaksana, 1986:31).
Dengan demikia, aspek-aspek ketatabahasaan yang tercakup dalam sintaksis adalah jenis kata, frase, klausa, kalimat, dan morfem-morfem

 
Daftar Rujukan

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
Ibrahim, Syukur, dkk. Bahan Ajar Sintaksis Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan Nasional Universitas Negeri Malang.
Ramlan, M. 2001. Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis. Yogyakarta: C.V. Karyono.
Samsuri. 1985. Tata Bahasa Indonesia Sintaksis. Jakarta: Sastra Budaya.
Sugono, Dendy. 1986. Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta: C.V. Kilat Grafika.
Rusnaji, Oscar. Aspek-aspek Linguistik. IKIP Malang.
Wirjosoedjarmo. 1984. Tata Bahasa Indonesia. Surabaya: Sinar Wijaya
Rusnaji, Oscar. 1983. Aspek-aspek Sintaksis Bahasa Indonesia. IKIP Malang.
Verhaar. 2004. Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada university Press.
Alwi, Hasan dan Dery Sugono. 2002. Telaah Bahasa dan Sastra. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Arifin, Zaenal dan S. Amran Tasai. 2002. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar