a.
Kalimat mayor
Kalimat
mayor adalah kalimat yang sekurang-kurangnya mengandung dua unsur inti.
Contoh:
Amir mengambil buku itu.
Arif
ada di laboratorium.
Kiki
pergi ke Bandung.
Ibu
segera pergi ke rumah sakit menengok paman, tetapi ayah menunggu kami di rumah
Rati karena kami masih berada di sekolah.
b.
Kalimat Minor
Kalimat
minor adalah kalimat yang hanya mengandung satu unsur inti atau unsur
pusat.
Contoh: Diam!
Sudah
siap?
Pergi!
Yang
baru!
Kalimat-kalimat
di atas mengandung satu unsur inti atau unsur pusat.
Contoh:
Amir mengambil.
Arif
ada.
Kiki
pergi
Ibu
berangkat-ayah menunggu.
Karena
terdapat dua inti, kalimat tersebut disebut kalimat mayor.
5.
Kalimat Efektif
Kalimat
efektif adalah kalimat berisikan gagasan pembicara atau penulis secara singka,
jelas, dan tepat.
Jelas
: berarti mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.
Singkat
: hemat dalam pemakaian atau pemilihan kata-kata.
Tepat
: sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku.
Kalimat
Tidak Efektif
Kalimat
tidak efektif adalah kalimat yang tidak memiliki atau mempunyai sifat-sifat
yang terdapat pada kalimat efektif.
Sebab-Sebab
Ketidakefektifan Kalimat
1.
kontaminasi= merancukan 2 struktur benar 1 struktur salah
contoh:
-
diperlebar, dilebarkan diperlebarkan (salah)
-
memperkuat, menguatkan memperkuatkan (salah)
-
sangat baik, baik sekali sangat baik sekali (salah)
-
saling memukul, pukul-memukul saling pukul-memukul
(salah)
-
Di sekolah diadakan pentas seni. Sekolah mengadakan pentas
seni Sekolah mengadakan pentas seni (salah)
2.
pleonasme= berlebihan, tumpang tindih
contoh
:
-
para hadirin (hadirin sudah jamak, tidak perlu para)
-
para bapak-bapak (bapak-bapak sudah jamak)
-
banyak siswa-siswa (banyak siswa)
-
saling pukul-memukul (pukul-memukul sudah bermakna ‘saling’)
-
agar supaya (agar bersinonim dengan supaya)
-
disebabkan karena (sebab bersinonim dengan karena)
3.
tidak memiliki subjek
contoh:
-
Buah mangga mengandung vitamin C.(SPO) (benar)
-
Di dalam buah mangga terkandung vitamin C. (KPS) (benar) ??
-
Di dalam buah mangga mengandung vitamin C. (KPO) (salah)
4.
adanya kata depan yang tidak perlu
-
Perkembangan daripada teknologi informasi
sangat pesat.
-
Kepada siswa kelas I berkumpul di aula.
-
Selain daripada bekerja, ia juga kuliah.
5.
salah nalar
-
waktu dan tempat dipersilahkan. (Siapa yang dipersilahkan)
-
Mobil Pak Dapit mau dijual. (Apakah bisa menolak?)
-
Silakan maju ke depan. (maju selalu ke depan)
-
Adik mengajak temannya naik ke atas. (naik selalu ke atas)
-
Pak, saya minta izin ke belakang. (toilet tidak selalu
berada di belakang)
-
Saya absen dulu anak-anak. (absen: tidak masuk, seharusnya
presensi)
-
Bola gagal masuk gawang. (Ia gagal meraih prestasi) (kata
gagal lebih untuk subjek bernyawa)
6.
kesalahan pembentukan kata
-
mengenyampingkan seharusnya mengesampingkan
- menyetop
seharusnya menstop
- mensoal
seharusnya menyoal
- ilmiawan
seharusnya ilmuwan
- sejarawan
seharusnya ahli sejarah
7.
pengaruh bahasa asing
- Rumah
di mana ia tinggal … (the house where he lives …) (seharusnya tempat)
- Sebab-sebab
daripada perselisihan … (cause of the quarrel) (kata daripada dihilangkan)
- Saya
telah katakan … (I have told) (Ingat: pasif persona) (seharusnya telah saya
katakan)
8.
pengaruh bahasa daerah
- …
sudah pada hadir. (Jawa: wis padha teka) (seharusnya sudah hadir)
- …
oleh saya. (Sunda: ku abdi) (seharusnya diganti dengan kalimat pasif persona)
-
Jangan-jangan … (Jawa: ojo-ojo) (seharusnya mungkin)
.
E.
Konjungsi
Konjungsi
antarklausa, antarkalimat, dan antarparagraf.
Konjungsi
atau kata sambung adalah kata-kata yang menghubungkan bagian-bagian kalimat,
menghubungkan antarkalimat, antarklausa, antarkata, dan antarparagraf.
1.
Konjungsi antarklausa
a.
Yang sederajat: dan, atau, tetapi, lalu, kemudian.
b.
Yang tidak sederajat: ketika, bahwa, karena, meskipun, jika, apabila.
2.
Konjungsi antarkalimat: akan tetapi, oleh karena itu, jadi, dengan
demikian.
3.
Konjungsi antarparagraf: selain itu, adapun, namun.
Saif
|
May 27, '08 12:19 PM
untuk semuanya |
FRASA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar